El Salvador, ( Skema Rubrik ) — Pada tanggal 30 Januari 2014, seorang pria tampak berjalan sempoyongan di sebuah pantai terpencil di Kepulauan Marshall—berkaki telanjang, kulit terbakar matahari, dan hampir tidak mampu berdiri. Pria itu adalah José Salvador Alvarenga, seorang nelayan asal El Salvador yang telah dinyatakan meninggal lebih dari setahun sebelumnya. Kemunculannya bak keajaiban, menandai berakhirnya perjuangan bertahan hidup selama 14 bulan mengapung di lautan luas.
Perjalanan Alvarenga bermula pada November 2012, saat ia berlayar dari Meksiko bersama seorang asisten muda untuk memancing. Namun badai dahsyat menghantam kapal mereka, menghancurkan mesin dan memutus komunikasi ketika radio rusak. Tanpa alat navigasi, mereka hanyut tanpa arah di Samudra Pasifik yang luas. Beberapa minggu kemudian, sang asisten meninggal dunia, meninggalkan Alvarenga sendirian di tengah samudra.
Melawan segala kemungkinan, Alvarenga bertahan hidup dengan menangkap dan memakan ikan mentah, burung, dan penyu, serta mengumpulkan air hujan untuk diminum. Ia menghadapi panas terik matahari, kesepian yang mencekam, dan hamparan lautan yang tak berujung dengan ketangguhan luar biasa.
Selama 14 bulan, Alvarenga mengapung sejauh lebih dari 10.000 kilometer sebelum akhirnya sampai di daratan. Kisahnya yang kemudian dikonfirmasi oleh para ahli dan dokter ini menjadi salah satu cerita ketahanan hidup paling luar biasa di abad ke-21. Secara logika, tidak ada yang seharusnya mampu bertahan selama itu di tengah lautan terbuka namun ia membuktikan bahwa ketangguhan manusia mampu melawan unsur-unsur alam yang paling kejam sekalipun.
(Tim Red)